Pengaruh Kenaikan BBM terhadap Dunia Usaha

Pemerintah akan menaikkan harga BBM bersubsidi untuk menjaga keberlanjutan APBN 2013. Tanpa kenaikan harga BBM bersubsidi, maka beban subsidi akan membengkak dan tidak seimbang dengan belanja lainnya.

Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar mengatakan, kenaikan harga BBM bersubsidi akan mengurangi kecepatan pertumbuhan konsumsi yang pada akhirnya menekan impor hasil minyak.


“Kita harapkan (neraca perdagangan) bisa membaik ke depan setelah pemerintah memutuskan untuk kenaikan BBM. Karena kalau tidak, hal tadi akan berimplikasi kepada kesehatan keseluruhan, baik neraca transaksi berjalan maupun neraca pembayaran,” katanya.

Selama ini, lanjutnya, harga BBM di dalam negeri terlalu murah sehingga permintaan terus meningkat. Di sisi lain, produksi minyak dalam negeri terus melambat sehingga memicu impor hasil minyak besar-besaran.

Tentu saja kenaikan harga BBM akan mempengaruhi semua lini ekonomi di Indonesia. Bagi dunia usaha, kenaikan harga BBM memberikan dampak cukup besar terhadap biaya produksi barang dan jasa. Biaya bahan baku akan turut mengalami kenaikan, ongkos angkut melonjak, ditambah dengan tuntutan karyawan untuk kenaikan upah yang pada akhirnya membuat marjin perusahaan mengecil. Pada akhirnya perusahaan akan menaikan harga produk akhir.

Di lain pihak, daya beli masyarakat juga menurun karena beban kenaikan harga BBM. Turunnya daya beli masyarakat mengakibatkan tidak terserapnya semua hasil produksi perusahaan, sehingga secara keseluruhan akan menurunkan penjualan yang pada akhirnya juga akan menurunkan laba perusahaan.

Oleh sebab itu pengusaha harus mencari strategi-strategi baru untuk tetap menjaga stabilitas perusahaan. Tetap menjaga kualitas barang dan jasa adalah salah satu cara agar produk tetap diminati oleh konsumen. Jika produk berkualitas dan memiliki nilai yang cukup penting di mata para konsumen, maka adanya perubahan harga tidak terlalu dihiraukan para pelanggan. Terlebih lagi persaingan penjualan akan semakin ketat, produk yang berkualitas tinggi tentu akan menjadi pilihan masyarakat.

Selain meningkatkan kualitas produk, pengusaha juga perlu memperkuat brand produk untuk menjaga loyalitas konsumen. Tak bisa dipungkiri bila reputasi perusahaan atau brand image yang dimiliki cukup mempengaruhi psikologis para pelanggan, sehingga tidak heran bila konsumen pun akan rela mengeluarkan uang lebih untuk mendapatkan produk-produk bermerek terkenal.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia, Sofjan Wanandi, menilai kenaikan BBM akan menguntungkan dalam jangka panjang. Menurutnya, justru jika BBM tidak dinaikkan, sementara dana subsidi BBM diambil dari utang, dalam jangka panjang justru akan menyengsarakan. Dunia usaha dan masyarakat sama-sama rugi.

Ia menambahkan, akan lebih baik subsidi BBM itu dialihkan sektor lain seperti infrastruktur sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Apalagi berbagai fasilitas infrastruktur seperti pelabuhan sudah macet, dan hal ini yang akan mengurangi daya saing pengusaha.

Ia yakin, perbaikan infrastruktur pada akhirnya akan juga meningkatkan daya saing ekonomi sehingga pengusaha bisa lebih efisien untuk memangkas ongkos transportasi. Alhasil, dunia usaha makin efisien.
Adapun, infrastruktur yang mendesak untuk diperbaiki selain pelabuhan dan jalan untuk melancarkan barang, juga perbaikan infrastruktur listrik, air, irigasi untuk para petani. “Dengan begitu rakyat tetap bisa kerja meski BBM naik,” kata dia.

No comments:

Post a Comment